Artikel

7 Sebab Lemahnya Pertumbuhan Startup Edutech Dari Perguruan Tinggi Non Komputer
  Diterbitkan oleh Iis Siti Salamah A on 2 years ago

Startup teknologi saat ini menjadi trend di dunia pendidikan, apalagi dengan digalakannya program kampus merdeka oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, namun kenapa kampus yang tidak memiliki jurusan komputer cenderung lebih sedikit menghadirkan startup berbasis teknologi? Saya menyimpulkan beberapa hal diantaranya:

  1. Terfokus pada teknologinya, bukan idenya.
    Banyak yang takut untuk membentuk sebuah startup berbasis teknologi karena terlalu fokus pada bagaimana membangun teknologinya, padahal hal demikian bukan menjadi tantangan, justru dengan cara berkolaborasi dengan kampus lainlah menjadi solusinya. Misalnya sebuah kampus fokus di sosial dan budaya, maka ide startup berbasis budaya bisa dikerjasamakan dengan kampus yang berteknologi, atau kampus yang fokus pada pendidikan, maka membangun sebuah edutech tidak harus juga memahami programming, bisa dikerjasamakan dengan pihak lain.
  2. Tidak memiliki kepercayaan diri
    Ketidakpercayaan diri baik secara individu mahasiswa, dosen ataupun ketidakpercayaan diri secara lembaga membuat pertumbuhan startup khususnya yang berbasis teknologi menjadi sedikit, hal ini bisa disolusikan dengan sering mengadakan kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan startup, sehingga tumbuh kepercayaan diri. Selain itu, berkomunitas juga menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kepercayaan diri.
  3. Kurangnya Dosen berpengalaman di Startup
    Sebagai pengampu, dosen memang berperan sangat vital dalam berkembangnya startup di kampus, semakin banyak dosen yang berpengalaman dalam dunia industri khususnya teknologi akan memacu pertumbuhan startup di kampus.
  4. Minimnya transfer knowledge
    Tidak adanya transfer knowledge dari kampus-kampus yang baik dalam pertumbuhan startupnya kepada kampus yang masih belum banyak memiliki startup menyebabkan pemerataan pengetahuan tentang startup terhambat, dalam hal ini Kementrian Pendidikan harus mampu "mengawinkan" kampus-kampus supaya bisa saling berkolaborasi.
  5. Tidak ada Trigger dari Kampus
    Goodwill itu penting, ketika kebijakan kampus dapat mentriger dosen, mahasiswa untuk bergerak membuat startup dipastikan banyak startup tumbuh, karena itu trigger sangat penting. Trigger bisa berupa kompetisi ataupun program lainnya.
  6. Tidak memulai merintis
    Tidak memulai untuk merintis akan membuat startup yang hadir tidak segera berwujud, jangan berfikir langsung seperti Gojek, RuangGuru atau yang lainnya, tetapi memulai sangat penting, tentu dengan roadmap startup yang tetap optimis.
  7. Ingin Menjadi ASN
    Banyak yang kuliah memang salah satunya ingin jadi ASN, keinginan untuk menjadi ASN tidak mengenal jurusan apa ataupun fakultas apa, keinginan ini biasanya tidak membuat seorang mahasiswa tertarik untuk merintis sebuah startup.

Berkembangnya startup didalam satu kampus memang bukan menjadi satu-satunya tolak ukur kemajuan satu kampus, banyak kampus yang tidak memiliki startup teknologi tapi mampu menciptakan SDM-SDM unggul yang berprestasi baik secara akademik maupun non akademik, semuanya tergantung kebijakan kampus masing-masing, tapi yang terpenting adalah kampus harus memiliki semangat inovasi, perkembangan yang berkelanjutan dan menjadi kampus yang unggul.

 


Berlangganan di Blog CLS IKIP Siliwangi
Arsip
  • July 2022 (1)
  • April 2022 (1)
  • March 2022 (3)
  • February 2022 (1)
  • January 2022 (44)
  • December 2021 (1)
  • August 2021 (68)
  • July 2021 (140)