Artikel

Bahasa Indonesia, Diantara Hoax dan Kebenaran
  Diterbitkan oleh Iis Siti Salamah A on 2 years ago

Sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi setiap harinya, Bahasa Indonesia juga digunakan oleh para pembuat berita palsu atau Hoax, bahkan sangat mungkin Bahasa Indonesia digunakan dengan struktur yang baik dan kebahasaan yang baik pula. Hal ini menjadi penting untuk para pembuat Hoax, karena dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dapat meningkatkan kepercayaan terhadap isi berita.

Bagi pembaca berita dan artikel yang awam, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dapat mengalihkan pembaca dari konten atau isi dari berita itu sendiri, tidak mengecek kebenarannya hingga berita itu dipercayai dan disebarkan. Jika dianalogikan, ada seseorang dengan bahasa lemah lembut dan baik serta benar datang mengabarkan kalau terjadi sebuah kecelakaan, umumnya, menanggapi orang yang membawa berita seperti itu cenderung lebih percaya dan cepat ditanggapi, padahal berita yang dibawanya adalah sebuah kebohongan. Sebaliknya datang seseorang yang dengan selengean dan bahasa kasar mengabarkan kalau ada kecelakaan, orang cenderung antipati dan tidak menanggapi beritanya, padahal sebuah kebenaran.

Pembuat Hoax Pandai Berbahasa

Berbicara tentang Hoax, memang beragam jenis dan caranya. Ada yang cukup foto kemudian dilengkapi sebuah "caption" dengan bumbu-bumpu pemanis yang membuat berita lebih dramatis adapula hoax yang memang dibuat dengan sangat serius dan memperhatikan struktur kebahasaan beritanya. Untuk membuat hoax seperti ini sudah tentu bukan orang sembarangan, setidaknya tahu bahasa Indonesia yang baik dan tahu tentang bagaimana membuat sebuah "teks berita".

Hoax jenis kedua ini biasanya cenderung lebih dipercaya dan justru menjadi malapetaka, dengan baiknya penulis hoax menggambarkan dengan baik isi beritanya, memenuhi unsur 5W dan 1H hingga dilengkapi data-data yang seolah-olah nyata. Tantangan tersendiri untuk kita melihat apakah berita itu benar atau tidak.

Posisi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berada pada posisi yang serba salah sebenarnya, satu sisi masyarakat harus mengetahui, terbiasa dan membiasakan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun disisi lain bahasa yang baik dari Bahasa Indonesia itu sendiri justru digunakan untuk "kamuplase" sebuah berita bohong.

Akhirnya, semuanya kembali kepada kita sebagai penerima berita bohong itu, harus terbiasa untuk mengecek ulang apakah benar atau tidak ketika akan dibagikan, jika masih ragu kebenaranya atau tidak sesuai dengan pengetahuan dan keterbatasan ilmu kita, lebih baik menghentikan berbagi dan cukup sampai diri kita.


Berlangganan di Blog CLS IKIP Siliwangi
Arsip
  • July 2022 (1)
  • April 2022 (1)
  • March 2022 (3)
  • February 2022 (1)
  • January 2022 (44)
  • December 2021 (1)
  • August 2021 (68)
  • July 2021 (140)