Artikel

In Memoriam: Sapardi Djoko Damono dan Perkembangan Sastra Indonesia
  Diterbitkan oleh Heri Isnaini on 2 years ago

Sapardi Djoko Damono yang lahir di Solo 20 Maret 1940 adalah sastrawan Indonesia yang sangat produktif. Segala macam genre tulisan mulai dari puisi, cerpen, novel, esai kebudayaan, teori sastra, dan terjemahan menjadi bukti keproduktifannya. Kepergian Sapardi pada tanggal 19 Juli 2020 menjadi hari kehilangan yang sangat besar bagi dunia sastra dan budaya Indonesia. Sebagai seorang sastrawan, Sapardi menjadi monumen avant garde bagi para sastrawan setelahnya.

            Sapardi telah menunjukkan jalan sastra sebagai perwujudan dulce et utile (mendidik dan menghibur). Dia menjadi role model untuk penulisan genre tulisan, terutama puisi. Sapardi menjadi sastrawan yang “prismatis” dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sebut saja, Sapardi adalah seorang akademisi, professor, dosen, peneliti, penulis, sastrawan, penerjemah, dan mistikus Jawa. Bagaimanapun kehadirannya di dunia sastra Indonesia menjadi pembeda dalam meramu kata dan mengolah bahasa figuratif menjadi menarik dan menyentuh, tetapi tetap dalam kerangka kesederhanaan dan kebersahajaan.

            Sapardi Djoko Damono lulusan Sastra Inggris UGM (1964), dia memperdalam pengetahuan di Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat (1970-1971) dan meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia (1989). Aktivitas sebagai dosen dimulai di IKIP Malang (1964-1968), Fakultas Sastra Universitas Diponegoro (1968-1974) dan sejak tahun 1975 mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sedikit sebagai contoh, karya-karya yang ditulis Sapardi di antaranya: kumpulan puisi (DukaMu Abadi, Sihir Hujan, Perahu Kertas, Hujan Bulan Juni, Mantra Orang Jawa); prosa (Pengarang Telah Mati, Trilogi Soekram, Pingkan Melipat Jarak, Segi Tiga); Nonfiksi (Politik Ideologi dan Sastra Hibrida,  Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan, Sastra Bandingan); dan karya terjemahan (Puisi Cina Klasik, Afrika yang Resah, Al-Mustafa, Sayap-Sayap Patah).

            Kiprah Sapardi sudah diakui secara meluas sebagaimana tercermin dari banyaknya penghargaan yang sudah ia terima. Sapardi menerima penghargaan hadiah pertama Majalah Basis (1963) untuk karyanya “Ballada Matinya Seorang Pemberontak”. Ia juga mendapat Cultural Award dari pemerintah Australia pada tahun 1978. Hadiah Sastra Dewan Kesenian Jakarta 1983 untuk karyanya Perahu Kertas, Hadiah Puisi Putera dari Malaysia 1984 untuk karyanya Sihir Hujan, SEA-Write Award dari Thailand 1986, Anugerah Seni 1990, Penghargaan Kalyana Kretya dari Pemerintah RI 1996, Satyalencana dari Presiden RI 2002, Achmad Bakrie Award 2003, Penghargaan Freedom Institute 2003, Khatulistiwa Literary Award (2004), Penghargaan Akademi Jakarta 2012, Habibi Award XVIII 2016, dan Anugerah Buku ASEAN untuk buku Hujan Bulan Juni dan Yang Fana Adalah Waktu 2018.

            Seperti salah satu puisi yang ditulis Sapardi “pada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi, tapi dalam bait-bait sajak ini kau tak akan kurelakan sendiri”. Bait puisi tersebut menggambarkan kiprah Sapardi dalam perkembangan sastra di Indonesia, sampai kapan pun dia hanya ingin menjelma dan abadi dalam bait-bait sajaknya, dalam tulisannya. Sapardi Djoko Damono akan abadi karena yang fana adalah waktu.

 

Sumber Bacaan

Damono, S. D. (2011). PENGARANG, KARYA SASTRA DAN PEMBACA. LiNGUA J. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 1(1).

Isnaini, H. (2018). Ideologi Islam-Jawa pada Kumpulan Puisi Mantra Orang Jawa Karya Sapardi Djoko Damono. MADAH: Jurnal Balai Bahasa Riau, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, Vol 9, No 1 (2018) 1-18.

Isnaini, H. (2021a). Konsep Memayu Hayuning Bawana: Analisis Hermeneutika pada Puisi-Puisi Sapardi Djoko Damono. Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Pasundan, Vol. 11. No. 1, 8-17.  Retrieved from https://journal.unpas.ac.id/index.php/literasi/article/view/2849

Isnaini, H. (2021b). Konsep Mistik Jawa pada Puisi-Puisi Karya Sapardi Djoko Damono. Disertasi. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Soemanto, B. (2006). Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya. Jakarta: Grasindo.

 


Berlangganan di Blog CLS IKIP Siliwangi
Arsip
  • July 2022 (1)
  • April 2022 (1)
  • March 2022 (3)
  • February 2022 (1)
  • January 2022 (44)
  • December 2021 (1)
  • August 2021 (68)
  • July 2021 (140)