Artikel

“Mengenal dan menyikap generasi internet”
  Diterbitkan oleh Cynantia Rachmijati on 2 years ago

Berbagai macam generasi telah terbentuk sepanjang zaman. Dimulai dari generasi tradisionalis dari tahuun 20-an, kemudian berkembang menjadi generasi baby boomers yang berkembang tahun 40-an, lalu generasi X tahun 60-an, milenial tahun 80-an, dilanjutkan dengan generasi  Z tahun 90-an dan kemudian terakhir berkembang adalah generasi alpha.

Generasi yang dilahirkan pada masa TIK ini disebut sebagai generasi internet atau net generation, atau connected generation. Generasi yang mulai familiar dengan internet ini adalah generasi milenial dan yang kini sangat terkoneksi dengan internet dinamakan generasi alpha.

Berinteraksi dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi sejak usia sangat muda menyebabkan generasi internet memiliki kebiasaan yang berbeda dengan generasi sebelumnya, terutama terkait perolehan dan cara membaca informasi. Mereka juga menghadapi tantangan yang berbeda yaitu kemudahan dalam memperoleh informasi sehingga mereka juga perlu memiliki keahlian dalam mensortir informasi hingga mereka tahu informasi mana yang benar. Selain tantangan tersebut, ada hal lain yang perlu mereka hadapi yaitu cara menemukan dan memahami informasi yang tepat secara efisien serta mengintegrasikannya menjadi kesatuan yang koheren.

Beberapa perubahan yang menjadi salah satu bentuk perubahan terkait tantangan perubahan TIK dan internet ini antara lain adalah format informasi elektronik.  Yang umumnya dikenal dalam bentuk buku, kini mulai dikenali dalam bentuk buku elektronik atau e-book. Dalam bidang pendidikan, penggunaan e-book serta pengumpulan tugas dan materi pembelajaran dalam bentuk yang paperless serta penggunaannya melalui internet maupun softcopy bisa menghemat pemakaian kertas dan mengurangi penanaman pohon dan mengurangi pemakaian energi untuk memproduksi kertas.

Informasi pembelajaran bisa menggunakan web-based berbasis classroom atau menggunakan  website dimana tulisannya bisa merujuk pada berbagai links. Generasi internet tampaknya dapat menyerap informasi secara tidak linier dan tidak berurutan.  Dengan demikian, dosen tidak harus terpaku pada struktur dengan urutan yang kaku dalam memberikan kuliah. Kuliah bisa menggunakan metode problem based learning melalui diskusi menggunakan bahasan pada teks tersebut.

Dengan adanya internet dan mesin pencari, akses terhadap informasi menjadi mudah dan tidak menjadi kendala selama penggunanya mencari informasi yang dibutuhkan.  Makalah, informasi, penelitian, buah pemikiran bisa didapatkan dengan mudah untuk diteliti dan dipelajari lebih lanjut.

Dengan lebih banyak membaca informasi yang lebih terbuka dan lebih luas maka diharapkan generasi informasi atau generasi internet ini bisa mengembangkan keilmuan dan keahliannya dengan lebih baik.  Tersedianya informasi yang dapat diakses dengan cepat merupakan kemudahan yang dinikmati oleh generasi internet. Namun kemudahan ini juga harus diikuti dengan keahlian lain yaitu kemampuan mensitesi informasi. Melatih kemampuan mengolah informasi ini bisa dilakukan dengan cara melakukan tugas merangkum informasi dari berbagai sumber dan merupakan bekal yang sangat diperlukan oleh mahasiswa.

Dengan perkembangan teknologi, maka kemampuan seseorang untuk multitasking menjadi lebih tinggi. Seseorang bisa melakukan menulis, membaca, mengolah informasi sambil mendengarkan musik dalam satu kegiatan.  Generasi internet cenderung terbiasa melakukan satu kegiatan dalam satu smartphone karena semuanya sudah tersedia.

Dengan kecepatan peralihan dan ketersediaan informasi juga mengakibatkan generasi internet terbiasa berpikir dan bekerja cepat namun cenderung mengorbankan ketelitian.  Dengan demikian perlu adanya kegiatan refleksi di akhir pembelajaran seperti membaca ulang catatan perkuliahan atau menyusun portofolio hasil pemikiran sebagai bentuk refleksi dan meningkatkan ketelitian.

Hal lain yang juga tak kalah penting terkait generasi internet adalah perkembangan dan penggunaan sosial media. Dimulai dari facebook, twitter, instagram dan lain sebagainya. Sudah cukup banyak pemberitaan terkait adiksi penggunaan berbagai sosial media tersebut dan bila tidak disikap secara bijaksana bisa menimbulkan pengaruh yang kurang baik.

Salah satu media sosial yang sedang populer saat ini adalah tiktok, dimana para penggunanya umumnya memposting gerakan sambil menari diiringi lagu. Namun kini mulai terkenal istilah “tiktok sindrom” dimana penggunanya tidak bisa mengendalikan diri dan terus bergerak dan menari seperti seolah sedang bermain tiktok. Fenomena ini masih dalam penyelidikan dan belum diketahui kepastiannya.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa dengan perkembangan internet dan munculnya generasi tech savvy ini maka :

1.Membuat generasi internet memiliki bebagai set keahlian dan ketrampilan yang baru

2.Dapat mengalihkan perhatian dengan cepat

3.Menyukai aktivitas belajar dalam kelompok dengan cara learning by doing

4.Menuntut untuk dapat melakukan sintesis dan mengolah informasi dengan baik

5.Menuntut waktu respon yang pendek

Sehingga kegiatan pembelajaran pun sebaiknya difasilitasi dengan baik dan sedapat mungkin menggunakan media sosial yang sedang digemari.

 

========

Diadaptasi dari :

Buletin Berita Pembelajaran Institut Teknologi Bandung

No 4 Tahun 2 – April 2009


Berlangganan di Blog CLS IKIP Siliwangi
Arsip
  • July 2022 (1)
  • April 2022 (1)
  • March 2022 (3)
  • February 2022 (1)
  • January 2022 (44)
  • December 2021 (1)
  • August 2021 (68)
  • July 2021 (140)