Artikel

PENDEKATAN PROYEK SAINS UNTUK AUD
  Diterbitkan oleh Heni Nafiqoh on 2 years ago

PENDEKATAN PROYEK PADA SAINS AUD

HENI NAFIQOH, M.PD

IKIP SILIWANGI

 

 

Pengertian Pendekatan Proyek Sains Untuk AUD Menurut Buck Institute for Education, model pembelajaran Project Based Learning adalah suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk (sutirman, 2013). Project Based Learning adalah pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip contructivis, problem solving, inquiri riset, integrated studies dan menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasi.

Model pembelajaran yang diawali dengan tahapan mengumpulkan informasi berupa gagasan dan pertanyaan anak-anak sesuai dengantopik yang dipilih lalu dikembangkan menjadi kegiatan belajar dan eksplorasi (Anisa, dkk., 2018). Pendekatan pembelajaran proyek sains untuk aud berarti adalah pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip contructivis, problem solving, inquiri riset, integrated studies dan menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasi mengenai pembelajaran sains yang dilakukan.

Tujuan Pembelajaran Proyek Untuk AUD Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam penerapannya. Adapun tujuan project based learning, antara lain :

1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek.

2. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.

3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata.

4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.

5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat kelompok.

Karakteristik Pembelajaran Proyek Karakteristik Project Based Learning memiliki karakteristik yang membedakan model yang lain. Karakteristik tersebut, antara lain :

a)     Centrality Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.

b)    Driving question Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.

3. Constructive Investigation Pada project based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai fasilitator).

4. Autonomy Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem solver dari masalah yang dibahas.

5. Realisme Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan sikap professional.

Adapun Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek menurut Buck Institute for Education (1999) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut :

a.     Siswa membuat kepuutusan dan membuat kerangka kerja.

b.     Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.

c.     Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.

d.     Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.

e.     Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.

f.      Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.

g.     Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.

h.     Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan

 Manfaat Pembelajaran Proyek Untuk AUD Tentunya ada banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek ini, diantaranya:

1) Memperluas wawasan anak tentang segi-segi kehidupan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2) Anak memperoleh pemahaman tentang bagaimana memecahkan masalah tertentu yang memerlukan kerjasama dengan anak lain secara terpadu.

3) Anak memperoleh pengalaman belajar pengembangan sikap positif dalam kegiatan bekerja dengan anak lain.

4) Mengembangkan dan membina kerja sama dan interaksi sosial di antara anak-anak yang terlibat dalam proyek.

5) Memberi kesempatan anak untuk mengembangkan etos kerja pada diri anak.

6) Dapat mengeksplorasi kemampuan, minat, serta kebutuhan anak.

7) Melatih anak untuk menerima tanggung jawab. Beberapa kelebihan lagi dari pendekatanproyek ini yaitu, dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menuangkan ide, kreativitas dan imajinasi, memberikan kesempatan bagi anak mengeksplorasi alat dan bahan, mengoptimalkan fungsi indera, membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.

Langkah-Langkah Membuat Pembelajaran Proyek Dalam menentukan langkah-langkah atau rancangan kegiatan untuk melakukan pembelajaran berbasis proyek ini, ada beberapa cara atau langkah yang bisa dilakukan baik oleh orang tua sendiri atau pun oleh guru di sekolah. Hal yang bisa orang tua lakukan dalam menyusun langkah membuat pembelajaran proyek yang sederhana di rumah adalah:

1. Tahapan persiapan, yaitu tahapan memilih dan menentukan topik proyek. Pada tahapan ini orang tua bisa mendiskusikan bersama anak kegiatan apa yang hendak dilakukan dan merumuskan bagaimana cara melakukannya. Misalkan anak ingin membangun rumah-rumahan menggunakan sarung. Pada tahapan ini anak juga merencanakan alat apa yang ia butuhkan dan bagaimana cara membangunnya.

2. Tahap pengembangan, pada tahap ini anak melakukan berbagai aktifitas pemecahan masalah untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap persiapan. Pada tahapan ini anak mengeksplorasi bagaimana cara melakukan kegiatan yang sudah direncanakannya pada tahapan persiapan. Misalkan pada tahapan ini anak akan mencoba-coba bagaimana merangkai sarung tersebut agar menjadi rumah-rumahan.

3. Tahap kulminasi. Pada tahap ini anak dalam kelompok kecilnya masing-masing mengkomunikasikan dan berbagi pengetahuan, keterampilan, dan hasil karya yang diperoleh selama kegiatan proyek kepada teman kelompoknya. Adapun yang bisa dilakukan guru di sekolah adalah sebagai berikut:

a). Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the big question/essential question). Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

b). Merencanakan proyek (design a plan for the project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapakan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek.

c). Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule) Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi arahan untuk mengelola waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru, akan tetapi guru juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik melenceng dari tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga guru meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar jam sekolah. 8 Ketika pembelajaran dilakukan saat jam sekolah, peserta didik tinggal mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.

4. Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the project). Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Guru mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih perannya masing-masing dengan tidak mengesampingkan kepentingan kelompok.

5. Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain secara bergantian.

6. Evaluasi (evaluate the experience) Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Contoh Pembelajaran Sains Dengan Metode Proyek Untuk AUD yang sederhana dan bisa dilakukan dirumah diantaranya:

a. Menanam kacang hijau di rumah dengan menyiapkan laporan mengenai berapa lama kacang hijau itu tumbuh. Kacang hijau ditanam di dua kondisi yang berbeda, yaitu di tempat gelap dan di tempat yang terang (terkena cahaya matahari). Anak-anak menyiapkan: 1) Gelas plastik (2 buah) 2) Kapas 3) Air 4) Kacang hijau (sebanyak 15/20 biji untuk tiap gelasnya) Dengan melakukan proyek ini, anak-anak bisa mengetahui dan juga mempelajari mengenai “pertumbuhan dan perkembangan” pada makhluk hidup, terutama pada kacang hijau tersebut. Anak-anak juga belajar bahwa peran cahaya matahari, air sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup.

b.  Melakukan percobaan kapilaritas air menggunakan media sawi putih Alat dan bahan yang diperlukan: 1) Sawi putih (3 lembar) 2) Air 3) Gelas pkastik (3 buah) 10 4) Pisau dan alat aduk 5) Pewarna makanan Kapilaritas adalah pergerakan cairan sepanjang permukaan padat yang disebabkan oleh daya tarik molekul cairan dengan molekul yang padat. Jadi proses yang digunakan tanaman untuk menarik air dari tanah disebut Kapilaritas. Tanaman menggunakan aksi kapiler untuk membawa air akar dan sampai batang ke seluruh tanaman. Molekul-molekul air (cairan) tertarik ke molekul bagian dalam batang (padat). Atraksi ini digunakan untuk membantu memaksa air dari tanah dan menyebar ke seluruh tanaman.

https://drive.google.com/file/d/1AGDfwAkxhHwQ7h83dZugOQNRbxxCEsXh/view?usp=sharing


Berlangganan di Blog CLS IKIP Siliwangi
Arsip
  • July 2022 (1)
  • April 2022 (1)
  • March 2022 (3)
  • February 2022 (1)
  • January 2022 (44)
  • December 2021 (1)
  • August 2021 (68)
  • July 2021 (140)