Artikel

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
  Diterbitkan oleh M. Afrilianto on 2 years ago

Saat ini guru telah dituntut untuk melakukan penelitian dan mampu menulis laporan tertulis hasil penelitiannya. Salah satu kegiatan penelitian yang mampu guru optimalkan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sering disebut juga Classroom Action Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki/meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Penelitian tindakan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi. Menurut Suyitno (2011:11), PTK merupakan studi sistematis yang dilakukan oleh guru dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.

Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk menemukan atau meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas merupakan sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama menerima pembelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud “ruangan tempat guru mengajar”. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dikatakan sebagai pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Sebagai suatu penelitian terapan, PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan proses dan kualitas atau pembelajaran di kelas (Kunandar, 2008:54).

Selanjutnya, menurut Kemmis (Hopkins, 2011:87), penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan refleksi-diri yang dilaksanakan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam (a) Praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri; (b) Pemahaman mereka tentang praktik-praktik ini; dan (c) Situasi-situasi yang melingkupi pelaksanaan praktik-praktik tersebut. Penelitian ini akan benar-benar memberdayakan jika dilaksanakan oleh para partisipan secara kolaboratif meskipun ia juga tak jarang dilaksanakan oleh individu-individu, dan terkadang bekerja sama dengan ‘orang luar’.

Dalam pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha pengembangan kurikulum berbasis sekolah, pengembangan profesional, program-program pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan dan perencanaan sistem. Kemudian Elliott (Hopkins, 2011:88) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai ‘penelitian terhadap situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya’.

 

Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

1.      Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan  hasil pembelajaran;

2.      Menumbuhkembangkan budaya meneliti para guru agar lebih proaktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran;

3.      Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para guru, khususnya dalam mencari solusi masalah-masalah pembelajaran;

4.      Meningkatkan kolaborasi antarguru dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang terjadi sehari-hari di kelas. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Suyitno (2011:11) mengemukakan bahwa PTK tersebut dilakukan oleh guru yang bertujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya sehingga berfokus pada proses dan hasil belajar yang terjadi di kelas.

Secara umum, terdapat tiga karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu:

a.       Inkuiri

Penelitian tindakan  kelas berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa (practice driven) dan (action driven). Tujuan penelitian tindakan adalah untuk memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung.

b.      Reflektif

Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan.

c.       Kolaboratif

Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru lainnya.

Selain ketiga karakteristik di atas, penelitian tindakan kelas juga memiliki beberapa karakteristik lainnya yaitu sebagai berikut:

1.      Berawal dari evaluasi kinerja guru;

2.      Permasalahan praktis dalam pembelajaran di kelas;

3.      Tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran di kelas;

4.      Efektivitas teknik/metode/pendekatan/model/strategi/proses pembelajaran di kelas;

5.      Self reflective inquiry (refleksi diri tetapi sesuai kaidah penelitian);

6.      Ingin menelaah implikasi dari tindakan atau treatment yang dilakukan;

7.      Fokus penelitian pada kegiatan pembelajaran di kelas;

8.      Melakukan tindakan lanjutan sebagai akibat tindakan sebelumnya;

9.      Otonomi menilai kinerja atau kemampuan melaksanakan penelitian;

10.  Situasional;

11.  Kontekstual;

12.  Partisipatif dan kolaboratif;

13.  Dievaluasi secara kontinu untuk perbaikan (self evaluation);

14.  Flekibel dan adaptif;

15.  Memanfaatkan data pengamatan dari perilaku empirik;

16.  Situasional spesifik;

17.  Tidak untuk digeneralisasikan;

18.  Tidak mengenal kelompok eksperimen dan kontrol;

19.  Proses penelitian melalui berbagai siklus.

Dalam kegiatan PTK beberapa hal berikut ini harus diperhatikan yaitu:

a.       Memfokuskan pada pemecahan masalah praktis dan spesifik melalui pemberian tindakan yang direncanakan;

b.      Langkah-langkah penelitian direncanakan dalam bentuk siklus yang banyaknya tergantung ketercapaian tujuan penelitian;

c.       Adanya kolaborasi dalam hal perencanaan, implementasi, analisis, refleksi, dan pelaporan hasil penelitian;

d.      Adanya monitoring yang dimaksudkan untuk merekam setiap perubahan akibat diberikannya tindakan;

e.       Adanya proses berpikir reflektif terhadap implikasi tindakan yang diberikan;

f.       Lebih memperhatikan peningkatan kualitas dari tindakan yang diberikan;

g.      Penelitian dilakukan dalam seting natural, tanpa ada pengendalian variabel;

h.      Adanya pemberdayaan (empowering), kolaborasi (collaborative), dan emansipasi (Emansipation).

      Selain uraian mengenai tujuan dan karekteristik penelitian tindakan kelas di atas, perlu juga untuk mengetahui beberapa prinsip dari penelitian tindakan kelas. Prinsip dasar penelitian tindakan kelas yaitu:

1.      Berkelanjutan

PTK adalah upaya yang berkelanjutan dalam beberapa siklus.

2.      Integral

PTK merupakan bagian integral dari pembelajaran.

3.      Ilmiah

Diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata.

4.      Motivasi

Motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam.

5.      Lingkup masalah

Lingkup masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan  luar kelas.

 

Selanjutnya, prinsip dasar penelitian tindakan kelas tersebut lebih dirinci melalui uraian prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas berikut ini:

1.      Tidak menggangu komitmen guru sebagai pendidik; guru tetap memberikan yang terbaik kepada siswa jika tindakannya tidak berhasil. Siklus tindakan mengacu pada terlaksananya kurikulum dan target penguasaan sesuai perencanaan pembelajaran.

2.      Metode pengumpulan data tidak menggangu proses pembelajaran;

3.      Masalah yang dipilih adalah yang merisaukan; Komitmen profesional untuk memberikan layanan terbaik kepada peserta didik;

4.      Guru mengikuti prosedur etika berorganisasi;

5.      Permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas, melainkan perspektif sekolah secara keseluruhan;

6.      Pelaksanaan penelitian tidak menganggu pembelajaran;

7.      Metodologinya harus reliabel, artinya terencana dengan cermat, sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji;

8.      Permasalahannya harus menarik, nyata, tidak menyulitkan, dapat dipecahkan, berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan;

9.      Pengumpulan data tidak menyita waktu terlalu banyak;

10.  Memperhatikan etika penelitian dengan rambu-rambu yang berlaku umum;

11.  Penelitiannya berkelanjutan (on going);

12.  <


Berlangganan di Blog CLS IKIP Siliwangi
Arsip
  • July 2022 (1)
  • April 2022 (1)
  • March 2022 (3)
  • February 2022 (1)
  • January 2022 (44)
  • December 2021 (1)
  • August 2021 (68)
  • July 2021 (140)