Artikel

Strategi Pembelajaran di Masa Pandemi

Strategi Pembelajaran di Masa Pandemi

Oleh: Rita Nurunnisa

 

Masa pandemi hingga saat ini belum juga berakhir sejak awal tahun 2020, di Indonesia sendiri saat ini situasi wabah virus covid-19 ini justru mengalami peningkatan yang mencemaskan. Seyogyanya Lembaga Pendidikan yang sudah mulai menyiapkan pembelajaran tatap muka terbatas dengan melalui standar operasional yang ditetapkan yang kemudian di monitoring dan evaluasi oleh pihak Dinas Pendidikan dan Satgas (Satuan Tugas) covid-19 akhirnya tidak dapat dilanjutkan sampai waktu yang belum dapat ditentukan.

Awal pandemic covid-19 terjadi anak-anak diliburkan sekolah selama beberapa waktu. Sekolah bingung karena selama ini metode yang diterapkan adalah tatap muka. Loose learning pun dikhawatirkan terjadi pada peserta didik di semua jenjang pendidikan. Namun kemudian kebijakan Belajar dari Rumah (BdR) menjadi pilihan agar anak-anak dapat tetap belajar meskipun belum bisa kembali ke sekolah, belajar normal sebagaimana biasanya.

Belajar dari Rumah tentu saja tidak akan sama dengan kegiatan belajar di sekolah, perlu adaptasi baik anak maupun orangtua. Capaian target kurikulum tidak lagi menjadi tujuan dalam pelaksanaan kegiatan BdR dikarenakan kondisi yang ada, untuk itu orangtua diarahkan untuk memberikan pembelajaran fungsional yang bisa membangun kebiasaan baik dan skill yang memang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran jarak jauh kemudian menjadi strategi agar pembelajaran dapat terlaksana yang dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Hal ini tentu saja tidak mudah, kecakapan guru dalam teknologi menjadi penting, selain itu juga kemampuan anak maupun orang tua dalam menggunakan fasilitas daring ini. Cara yang paling sederhana adalah menggunakan pesan singkat melalui SMS atau telepon, penggunaan aplikasi WhatsApp menjadi yang paling banyak dipilih. Aplikasi Google juga banyak dipilih salahsatunya pemanfaatan Google Classroom, namun kedepan tidak menutup kemungkinan penggunaan LMS (learning managemen system) yang memang disiapkan oleh pemerintah maupun lembaga swasta.

Peran Guru dan Orangtua dalam pembelajaran jarak jauh ini sangat penting, kolaborasi dalam mendidik anak di rumah perlu dibangun dengan sebaik-baiknya. Kemampuan komunikasi guru juga diuji, guru harus bisa menyampaikan pesan kegiatan belajar untuk anak kepada orangtua. Komunikasi yang efektif yang dapat dipahami orang tua, kemudian juga memahami dan siap dengan kondisi orangtua yang tentu saja tidak selalu bisa mendampingi di jam mengajar di sekolah, dikarenakan orangtua juga harus bekerja meskipun bekerja dari rumah (work from home/WFH). 

Kesadaran orangtua sebagai pendidik utama dan pertama juga harus dibangun. Guru juga dapat menyiasati dengan memberikan inspirasi kegiatan belajar yang menyenangkan, karena orangtua seringkali kesulitan dengan kondisi psikis anak yang jenuh juga kemampuan orangtua dalam ilmu mendidik anak (pedagogic). Pembuatan video yang menarik dengan durasi yang tidak terlalu lama, kemudian respon yang cepat dalam memfasilitasi peserta didik dan orang tua, adanya pemanfaatan voice note, maupun video call untuk kedekatan hubungan antar anak dan guru juga perlu tetap dijalin.

Kondisi belajar daring tentu saja tidak menjadi satu-satunya strategi, karena tidak semua kondisi di Indonesia dapat mengakses jaringan internet dengan baik, selain itu kepemilikan alat teknologi seperti handphone maupun laptop menjadi kendalanya. Strategi lain yang dilakukan adalah home visit (kunjungan ke rumah), selama masa pandemi ini untuk memastikan anak-anak dapat belajar maka guru melakukan kunjungan dengan menggunakan protokol kesehatan. Bagi daerah yang sudah dinyatakan dalam zona aman maka juga diperkenankan untuk mengadakan tatap muka, namun masih terbatas atau dikenal dengan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).  PTMT ini dikarenakan dibatasi jumlah murid yang hadir maka bisa dilaksanakan dengan beberapa shift atau giliran hadir dan juga pelaksanaan daring (blended learning/campuran moda daring dan tatap muka).

 

 

---